Jumat, 25 Mei 2012

Hadits: Kebersihan Sebagian Dari Iman



Oleh: Nanang Firani
Pertanyaan:


                Assalamu ‘Alaikum Ustadz, mau tanya “Kebersihan sebagian dari iman” itu hadits, atsar, atau pepatah Arab? (082141438864)


Jawaban:


                Wa ‘Alaikum Salam wa Rahmatullah wa Barakatuh.
                Bismillah wal hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa ‘ala Aalihi wa Man waalah wa Ba’d


Ucapan tersebut  sangat terkenal dan dibuat dalam bentuk stiker, hiasan dinding, slogan, dan lainnya. Lalu mereka menyebutnya sebagai sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hadits ini dhaif jiddan (sangat lemah).


Imam Al ‘Iraqi, ketika membahas Buniya Ad Din ‘alan Nazhafah (Agama di bangun di atas Kebersihan), beliau berkata:


لم أجده هكذا ، وفي الضعفاء لابن حبان من حديث عائشة " تنظفوا فإن الإسلام نظيف " والطبراني في الأوسط بسند ضعيف جدا من حديث ابن مسعود " النظافة من الإيمان " .

“Belum saya temukan hadits seperti ini. Dalam kitab Adh Dhu’afa karya Imam Ibnu Hibban terdapat hadits dari ‘Aisyah: “Bersih bersihlah karena Islam itu bersih.” Dan oleh Imam Ath Thabarani dalam kitab Al Awsath, dengan sanad dhaif jiddan (sangat lemah) dari hadits Ibnu Mas’ud: “Kebersihan sebagian dari Iman.” (Takhrijul Ahadits Ihya’, No. 278)


Lajnah Da’imah (semacam komisi Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia, yang di ketuai saat itu oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah, pernah ditanya tentang status hadits ini. Mereka menjawab:


ما ذكرته من الجمل ليست بأحاديث عن النبي صلى الله عليه وسلم، وإنما هي كلمات جرت على ألسنة الناس.

“Apa yang Anda sebutkan secara global, bukanlah hadits dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, itu hanyalah perkataan yang meluncur dari lisan manusia.” (Fatawa Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiah wal Ifta’, pertanyaan  No. 5729. Cet. 1. Riasah Idarat Al Buhuts Al ‘Ilmiah wal ifta’. Riyadh)


Syaikh ‘Athiyah Shaqr Rahimahullah –mufti Mesir pada masanya- menjelaskan ketika Beliau ditanya tentang ucapan di atas:


فاللفظ المذكور فى السؤال والجارى على الألسنة ليس واردا عن النبى صلى الله عليه وسلم ، وإنما الوارد عنه تقدير النظافة بعبارات أخرى

Ada pun lafaz yang disebutkan dalam pertanyaan, dan  sering keluar dari lisan manusia, ini bukanlah hadits yang datang dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, sesungguhnya riwayat tentang nilai kebersihan dari nabi ada dalam bentuk kalimat yang lain. (Fatawa Al Azhar, 8/256)


Sedangkan Syaikh Dr. Abdullah Al Faqih Hafizhahullah mengomentari ucapan tersebut: “Laisa haditsan nabawiyyan – bukan hadits nabi.” (Fatawa Asy Syabkah Al Islamiyah, No. 32475)


Catatan:


Walau pun ucapan ini bukanlah hadits. Namun, Islam adalah agama yang mengajak dan  mencintai kebersihan dan keindahan.


Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullah juga angkat bicara:


وأما (النظافة من الإيمان) فهذا ليس بحديث لكن معناه صحيح فإن الدين الإسلامي يدعو إلى النظافة

Ada pun (Kebersihan sebagian dari Iman), ini bukanlah hadits, tetapi secara makna adalah benar karena agama Islam menyeru kepada kebersihan. (Fatawa Nur ‘Ala Ad Darb, 111/92)


 Hal ini ditegaskan dalam hadits-hadits shahih sebagai berikut:


Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: 


إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
                
 “Sesungguhnya Allah itu indah, dan mencintai keindahan.” (HR. Muslim, Bab Tahrim Al Kibr wa Bayanihi, No. 91. At Tirmdzi, Bab Maa Ja’a fi Al Kibr, No. 2067. Katanya: hasan shahih gharib. Ahmad No. 3600. Ibnu Hibban, Bab  No. 5466)


                Juga, dari Abu Malik Al Asy’ari Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ
                
 “Kesucian adalah sebagian dari iman.” (HR. Muslim, Bab Fadhl Al Wudhu, No. 223. Ahmad No. 21834. Ibnu Abi Syaibah, Al Mushannaf, No. 3. Ad Darimi No. 653)


                Hadits ini memiliki perbedaan makna dengan, “Kebersihan sebagian dari iman.” Seorang manusia bisa bersih dengan mandi, menggunakan pakaian baru, dan lain-lain. Namun itu semua hanya bersih, bukan suci. Oleh karena itu kebersihan bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk orang kafir. Sedangkan kesucian, hanyalah milik muslim, karena mereka wudhu, mandi wajib, dan tayammum, oleh karena itu wajar jika kesucian adalah bagian dari iman. Sedangkan, kebersihan belum tentu bagian dari iman, karena orang kafir juga bisa bersih-bersih.


                Maka, hal ini ditegaskan lagi oleh hadits:
الْوُضُوءُ شَطْرُ الْإِيمَانِ
                
 “Wudhu sebagian dari iman.” (HR. At Tirmidzi, No. 3583. Katanya: hasan shahih. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Misykah Al Mashabih no. 281)


                Juga hadits-hadits lain yang begitu banyak tentang anjuran bersiwak, mencukur bulu ketika dan kemaluan, mandi Jumat, memotong kuku, dan sebagainya.


                Sekian. Wallahu A’lam

1 komentar: